Senin, 16 Juli 2018

Ambil Jarak Sejenak

❤❤❤❤❤❤❤❤❤
.
.
Ambil Jarak Sejenak
.
.
.
Beberapa waktu yang lalu saat mengikuti kelas KISS mbak @okinaf  di Yogyakarta lagi-lagi seperti di remind banyak hal, terutama tentang perbaikan diri sendiri (baca:transforming behavior skill).
.
🌷🌷🌷
.
.
Why this is so important dan kayanya jadi topik yang ngga kelar2 dibahas? Karena emang perbaikan diri itu berkelanjutan. Mau cari ilmunya aja udah dapet godaan : mending uang segitu dipake kebutuhan yang lain, ah paling kaya kelas2 training lainnya lah, dll. Udah ikut kelasnya pun masih aja ada hal2 yang 'ngga berubah' di diri ink.
.
.
Then I ask myself : nggak berubah apa emang ngga sungguh-sungguh diusahakan untuk berubah? 😥
.
.
Efeknya kemana-mana, ke pasangan yang sering jadi objek telunjuk kita (a.ka. kambing hitam), kurang syukur, ke anak masih marah-marah yang ngga perlu, dll.
.
.
Sering kita (aku sih 😜) kalo lagi ada problem bertubi-tubi ngerasanya masalah itu paling berat & gawat. Padahal sebenernya kita kadang butuh untuk mengambil jarak dari masalah itu sendiri, menempatkan diri kita sebagai observer daripada sebagai pelaku.
.
.
Why? Karena biasanya kita jadi lebih objektif saat jadi pengamat, karena pandangan kita jadi lebih luas daripada ketika kita 'nyemplung' & 'kelelep' waktu jadi pelaku. Instead of "me, my, I", it would be better to be "us, you & I, we".
.
.
Seperti saat deadline kerjaan kantor bertumpuk dihari yang sama, sementara rumah ngga rapih2, sendirian jauh dari support system, bawaannya pengen marah-marah aja... kalo udah gini siapa lagi yang jadi pelampiasan? Biasanya anak & ujung-ujungnya self blaming.
.
.
Maka daripada situasi 'kelelep' ini berlangsung lebih lama, ambil jarak & ganti sudut pandang. Di kelas TBS ada teknik yg diajarkan, namanya disosiasi. Teknik ini mengajarkan kita untuk switch sudut pandang kita dari pelaku ke observer. Lalu saya mulai analisis situasi, membuat peta masalah didalam kepala & mencoba menyederhanakannya. Oke... here' the problems : deadline besok, laporan belum kelar, Mendeley error setelah di update, cucian belom kelar, rumah masih berantakan, anak-anak perlu makan & didampingi (minimal diarahin) mainannya, masak buat makan malam.
.
.
Lalu buat strateginya : cicil laporan, pake cara referensi bawaan words, cucian dibagi beberapa kloter/ laundry, ajak anak-anak merapikan, minimal sapu rumah (ngga perlu rapi2 amat), tawarin mainan yang ada di kamar, masak simple yang ada di kulkas (toh anak2 ngga pernah rewel soal makan).
.
.
Alhamdulillah... ngga keluar energi lebih banyak buat ngomel-ngomel karena fokus buat ngelakuin strategi solusi.
.
.
Sekarang Ibu bisa ngeteh syantik... mau teh Indo, teh China, apa teh Jerman 😀😄
.

MARI BERWISATA KE RUMAH SAKIT

💦💦🅿💦💦

🌷 *NUTRISI PAGI* 🌷

Belajar Menjadi Hamba yg Pandai Bersyukur.

MARI BERWISATA KE RUMAH SAKIT

By. : Jasman Rizal

(Kabiro Humas Sumbar).

Berbagi pengalaman pada sa'at Ayahanda di rumah sakit kemarin, dan betul adanya cerita ini.

Jalan-jalan ke lokasi wisata nan indah-indah di daerah wisata dalam negeri atapun luar negeri  atau ke mall, merupakan hal yg sering kita dengar.

Bahkan kita pun sering melakukannya.

Tetapi jalan jalan ke Rumah Sakit merupakan sesuatu yg wajib kita lalukan..

Beberapa hari saya di rumah sakit dirawat, banyak hal yg perlu kita jadikan refleksi kehidupan. Moga pengalaman ini bisa sebagai bahan renungan bagi kita semua.

Sekali waktu jalan-jalanlah Ke Rumah Sakit, jangan ke Mall saja. Di sana Anda akan  menemukan orang-orang yg nasibnya tidak seberuntung Anda.

Masuklah ke ruang ICU

Lihat, Anda akan menyaksikan pasien yg sedang berjuang mempertahankan nyawanya. Mereka terlihat sangat lemah, sehingga hidupnya dibantu berbagai macam peralatan.

Mulai dari peralatan monitor untuk memantau denyut nadi dan jantung serta pernapasan. Mulut dipasang selang untuk memasukkan bahan nutrisi. Di hidungnya terpasang selang untuk mengalirkan oksigen sebagai alat bantu pernapasan. Selang lainnya terpasang untuk mengeluarkan urine, cairan lambung dari bagian tubuh lain. Jika mereka sadar mungkin mereka dihantui ketakutan akan malaikat maut yg siap siaga menjemputnya.

Bandingkan dengan Anda saat ini. Hidup Anda relatif tidak dibantu alat apapun. Bernapas dengan leluasa di alam bebas tanpa harus dibantu oksigen. Jantung berdegup dengan normal tanpa bantuan alat. Sehingga Anda bisa beraktifitas dengan leluasa. Berkumpul dengan keluarga.

Tengok pula ruang Kemoterapi

Di sana Anda akan menyaksikan orang-orang yang tengah berjuang dengan penyakit kankernya. Lihatlah wajah-wajah mereka. Tidak ada keceriaan. Tubuh mereka terlihat kurus, Kulit mereka relatif menghitam, sementara rambut mereka semakin hari semakin menipis. Bandingkan dengan Anda. Kini mungkin Anda sedang berdandan di depan cermin. Sambil siap-siap jalan-jalan bersama teman mencari tempat yg cocok untuk ber-swa foto.

Kunjungi pula ruang Hemodialisa

Di sana puluhan orang berjejer berbaring di ranjang dengan tangan terikat selang. Mesin hemodialisa sedang menggantikan peran ginjal mereka yg tidak berfungsi alias gagal ginjal. Mereka bolak-balik ke Rumah Sakit seminggu dua kali selama seumur hidup. Di luar itu, mereka tidak bebas makan dan minum seperti orang sehat.

Bandingkan dengan hidup Anda. Ginjal anda berfungsi dengan normal tanpa bantuan apapun dan siapa pun. Anda pun leluasa memakan dan meminum apa saja. Tidak seperti pasien gagal ginjal. Minum tidak boleh sesuka hati. Makan buah-buahan menyebabkan sesak nafas.

Tengok pula ruang rawat inap

Di sana Anda akan menemukan pasien beraneka macam penyakit. Mulai dari yg sesak napas, susah buang air besar, stroke, jantung, diabetes, hingga pasien yg mengalami penyakit berat seperti radang paru-paru, kanker, hingga bocor jantung.

Dan yang terakhir

Jangan lupa Anda tengok juga ke bagian administrasi.

Anda akan menyaksikan keluarga pasien menyerahkan uang jutaan bahkan puluhan jutaan rupiah sebagai biaya pengobatan salah satu anggota keluarganya.

Wallahu a’lam, mungkin uang yg diserahkan ke pihak rumah sakit itu hasil tabungan selama bertahun-tahun ataupun uang pinjaman. Terlihat wajah sembilu mereka setelah menyelesaikan administrasi. Di satu sisi gembira karena anggota keluarganya bisa pulang ke rumah. Namun di sisi lain sedih karena kehilangan uang yg tidak sedikit jumlahnya.

Bandingkan dengan Anda... Uang anda mungkin kini aman di dompet atau bank sehingga dengan leluasa bisa Anda gunakan untuk keperluan apapun.

(Sungguh, orang-orang yg sehat harus benar-benar bersyukur atas kesehatan yang Alloh berikan kepada kita.

Dan pasien-pasien yg kini berada di Rumah Sakit lah yg akan mengingatkannya.

Dengan menyaksikan orang-orang yg kini terbaring di rumah sakit ini selayaknya hati kita tergugah untuk benar-benar tunduk dengan ayat :

“Maka nikmat Tuhanmu yg manakah yg kamu dustakan ?”

Semoga kita selalu sehat, menjadi ikhtiar dan syukur kita semua menuju dan menjaga kesehatan diri yang Allah SWT berikan. Aamiin ..

Nikmat Alloh yg mana lagi yang kau dustakan, maka bersyukurlah kepada Alloh SWT yg masih memberikan kesehatan kepada kita.

Ternyata sehat itu mahal.. maka jagalah kesehatan..

Sabtu, 21 Mei 2016

Hasil Dari Mengaji

Betapa agungnya ilmu, betapa hebatnya belajar, dan betapa mulianya mengajar.

"Menuntut ilmu karena Allah adalah bukti ketundukan padaNya", ujar Sayyidina Mu'ad ibn Jabal. "Mempelajarinya dari seorang guru adalah ibadah. Melangkah menuju majelisnya adalah pembuka jalan surga. Duduk di tengah kajiannya adalah Taman Firdaus. Membahasnya adalah bagian dari jihad. Mengajarkannya adalah tasbih. Menyampaikannya kepada orang yang belum tahu adalah shadaqah. Mencurahkannya kepada orang yang berhak menerimanya adalah qurbah."

Tapi di setiap jalan keluhuran manusia, syaithan juga berjaga-jaga. Maka pada perkara seindah mengajipun, kita sewajibnya waspada. Mari berhenti sejenak untuk bertanya, ke mana buku yang kita baca, kajian yang kita cerna, dan ilmu yang kita telaah ini membawa?

Apakah mengaji ini membawa kita pada perasaan "Ana khairun minhu, saya lebih baik daripada dia", hingga kita merasa paling berada di atas kebenaran, paling berhak atas ridhaNya dan surga, lalu menganggap diri lebih utama dan memandang sesama remeh dan hina?

Subhaanallaah; yang seperti ini ada pendahulunya, dengan ibadah yang tak tertandingi di mayapada, tapi ujungnya terlaknat sepanjang masa.

"Berkata Iblis, 'Aku lebih baik daripada dia.." (QS Al A'raaf: 12)

Ataukah mengaji ini membawa kita pada perasaan "Rabbanaa zhalamnaa anfusanaa.. Duhai Rabb kami, kami telah menganiaya diri kami sendiri..", lalu kita kian menginsyafi aneka kekurangan diri, merasa betapa lemahnya kita, betapa mudah jatuh dalam alpa, serta betapa faqir akan ampunan dan rahmatNya?

Masyaallaah; yang seperti ini ada pendahulunya, dimuliakan di atas para malaikat, dipilih di antara semesta, menjadi bapak yang membawa keturunannya mewarisi bumi dunia. Dia bermaksiat, tapi bertaubat, menjadikan cinta Allah padanya berlipat-lipat.

"Berkata Adam dan Hawa, 'Duhai Rabb kami, kami telah menganiaya diri kami sendiri. Andainya Kau tak mengampuni dan mengasihi kami, niscaya kami termasuk mereka yang rugi." (QS Al A'raaf: 23)

Lalu apakah mengaji ini membawa kita pada perasaan, "Innamaa utiituhu 'alaa 'ilmin 'indii.. Aku diberi segala kelimpahan ini karena ilmu yang ada padaku"; hingga kita menyangka kitalah makhluq paling utama, dengan titian hidup paling gemerlap, dan sesama dengan berbagai deritanya adalah karena dosa mereka yang lebih banyak atau ibadah yang lebih cekak?

Subhaanallaah, yang seperti ini ada pendahulunya, dengan perbendaharaan yang kunci-kuncinya tak dapat dipikul orang-orang perkasa, tapi terbenamnya dia ke bumi menjadikan namanya abadi sebagai sebutan untuk harta temuan yang tergali.

"Berkata Qarun, 'Sesungguhnya aku diberi segala kelimpahan ini disebabkan oleh ilmu yang ada padaku.." (QS Al Qashash: 78)

Ataukah mengaji ini membawa kita pada keinsyafan, "Haadzaa min fadhli Rabbi, liyabluwani a asykuru am akfur.. Ini semata-mata adalah karunia dari Rabbku; untuk menguji diriku apakah aku mampu bersyukur ataukah justru akan kufur"; bahwa bertambahnya nikmat adalah juga kenaikan jenjang ujian yang membuat kita harus kian peka menyembahkan kehambaan?

Masyaallaah yang seperti ini ada pendahulunya, dialah raja dunia yang tak hanya berkuasa atas manusia, tapi juga hewan, burung, jin, serta angin; tapi kerendahan hatinya pada Sang Pencipta membuatnya menjadi buah bibir sejarah.

"Berkata Sulaiman, "Ini semata-mata adalah karunia dari Rabbku; untuk menguji diriku apakah aku mampu bersyukur ataukah justru akan kufur." (QS An Naml: 40)

Juga, apakah mengaji kita membuat kita ingin diakui dan disebut-sebut dalam gelar megah, seperti ucapan, "Innii Anal 'Aziizul Kariim.. Sungguh aku ini orang perkasa lagi mulia"?

Subhaanallaah, yang seperti ini ada pendahulunya. Lelaki yang tak menyangkal kejujuran Rasul mulia, yang tahu benar kebenaran di pihak siapa, namun demi kepentingan dan harga diri lebih memilih membutakan hati, memusuhi, dan binasa dalam api, hingga Allah memuaskan siksa itu baginya dengan gelar yang dipilihnya. Pada Abu Jahl dikatakan:

"Rasakan 'adzab ini, sungguh engkau lelaki perkasa lagi mulia!" (QS Ad Dukhaan: 49)

Ataukah mengaji ini membuat kita kian merasa berhajat pada Allah, bersangka baik padaNya, dan bersandar sepenuhnya hingga berkata, "Rabbii innii limaa anzalta ilayya min khairin faqiir.. Duhai Rabbku, sungguh aku terhadap apa yang Kauturunkan di antara kebaikan amat sangat memerlukan"?

Masyaallaah; yang inipun ada pendahulunya, seorang yang sejatinya sungguh perkasa, tepercaya, lagi mulia, yang di tengah takut, lelah, dan laparnya masih bisa menawarkan bantuan pada sesama lagi sama sekali tak meminta terimakasih dan balasan dari mereka. Cukup Allah baginya.

"Berkata Musa, 'Duhai Rabbku, sungguh aku terhadap apa yang Kauturunkan di antara kebaikan amat sangat memerlukan." (QS Al Qashash: 24)

Kemudian apakah mengaji ini membuat kita terjangkit keinginan menyingkirkan, "Layuhrijannal a'azzu minhal adzall.. Sungguh orang mulia ini akan mengeluarkan orang hina.."; sebab kita merasa lebih berhak atas apa-apa, mana-mana, atau sesiapa di dalam perlombaan yang semu maupun yang nyata?

Subhaanallaah; yang inipun ada pendahulunya, bagai pokok kayu tersandar, memikat bicaranya, mempersaksikan isi hatinya dengan sumpah bermadah, tapi sebenarnya hatinya luka, penyakit tumbuh di sana, permusuhan dinyalakan apinya, kejahatan dibalut sutra, dan dia mengira tiap teriakan keras ditujukan padanya.

"Berkata 'Abdullah ibn Ubay ibn Salul dan pengikutnya, 'Jika kita kembali ke Madinah, maka sungguh orang mulia ini pasti akan mengeluarkan orang hina itu." (QS Al Munafiqun: 8)

Ataukah mengaji menjadikan cita kita sederhana tapi penuh kerendahan hati, "Tawaffanii musliman, wa alhiqnii bish shaalihiin.. Ya Allah, wafatkan aku sebagai seorang muslim yang berserah diri, dan himpunkan aku bersama orang-orang yang shalih"; merasa tak pantas menjadi orang shalih, hanya karena rahmat Allah maka teranugerahi nikmat dihimpun bersama mereka.

Masyaallaah, yang inipun ada pendahulunya, seorang bernasab terbaik, yang lika-liku hidupnya dalam Al Quran dikisahkan sebagai cerita terbaik, dengan pengisahan terbaik.

"Berkata Yusuf putra Ya'qub putra Ishaq putra Ibrahim, 'Ya Allah, wafatkan aku sebagai seorang muslim yang berserah diri, dan himpunkan aku bersama orang-orang yang shalih." (QS Yusuf: 101)

Dan apakah mengaji ini menjadikan kita suka berkata, "Maa uriikum illaa maa araa, wa maa ahdiikum illaa sabiilar rasyaad.. Aku tidak mengemukakan kepadamu melainkan apa yang kupandang baik; dan aku tiada menunjukkan kepadamu selain jalan yang benar"; sebab ilmu yang dikhazanahi membuat kita merasa mengetahui segala hal padahal ia nafsu diri?

Subhaanallaah; yang seperti ini ada pendahulunya, abadi sebagai puncak kesombongan manusia, menjadikan diri sebagai tuan maha tinggi, lalu menganggap dia berhak memaksakan mana yang benar dan mana yang batil.

"..Berkata Fir'aun, 'Aku tidak mengemukakan kepadamu, melainkan apa yang aku pandang baik; dan aku tiada menunjukkan kepadamu selain jalan yang benar." (QS Ghaafir: 29)

Ataukah mengaji ini membuat kita mampu menghargai bahkan si kecil dalam perintah Allah yang mutlak sekalipun, "Ya Bunayya, innii araa fil manaamii annii adzbahuka fanzhur madzaa taraa.. Duhai putraku, kulihat dalam mimpi perintah Allah untuk menyembelihmu, cobalah kemukakan apa yang jadi pandanganmu"; yakni sepenuh hati memahami bahwa agama harus tegak di atas pemahaman dan tiada manfaat untuk memaksakan pengertian kita yang sungguh keshahihannya jauh dibanding mimpi di atas.

Sungguh inipun ada pendahulunya, seorang Kekasih Ar Rahman yang lulus terus dalam berlapis-lapis ujian cinta. Dia meyakini perintah Rabbnya, tapi betapa berharganya musyawarah dengan siapapun yang terdampak perintah itu.

"Berkata Ibrahim, 'Duhai putraku, kulihat dalam mimpi perintah Allah untuk menyembelihmu, cobalah kemukakan apa yang jadi pandanganmu." (QS Ash Shaaffaat: 102)

Semoga Allah membimbing ilmu kita, belajar kita, mengajar kita; agar mengaji ini membawa kita menyusuri jalan cahaya Adam, Sulaiman, Musa, Yusuf, serta Ibrahim; bukan lorong gelap Iblis, Qarun, Abu Jahl, 'Abdullah ibn Ubay, serta Fir'aun.

"Dan katakanlah hai Muhammad, 'Duhai Rabbku, tambahkanlah padaku ilmu." (QS Thaaha: 114)

Oleh : @salimafillah

Senin, 22 Februari 2016

Penghibur Hati, Penguat Iman

JANGAN lupa:

Ketika Anda terluka oleh orang-orang yang sedarah dengan Anda, ingatlah Nabi Yusuf sebagai orang yang dikhianati oleh saudara-saudaranya sendiri.

Ketika Anda ternyata menemukan orang tua Anda menentang Anda, ingatlah Nabi Ibrahim ketika ayahnya sendiri membawanya pada api.

Ketika Anda terjebak oleh masalah di mana sepertinya tidak ada jalan keluar, ingatlah Nabi Yunus ketika terjebak di dalam perut ikan paus.

Ketika seseorang memfitnah Anda, ingatlah Aisyah yang difitnah oleh seluruh kota ketika itu.

Jika Anda sakit dan Anda menangis karena rasa sakit, ingatlah Nabi Ayub. Apakah sakit Anda melebihi sakitnya sang Nabi?

Ketika Anda kesepian, ingatlah Nabi Adam yang diciptakan sendirian.

Bila Anda tidak dapat melihat logika di sekitar Anda, ingatlah Nabi Nuh yang membangun sebuah bahtera tanpa mempertanyakan untuk apa.

Jika Anda diejek oleh saudara sendiri, keluarga, teman-teman dan dunia pada umumnya, maka ingatlah pada yang tercinta Nabi Muhammad SAW.

Allah SWT sudah mengutus para nabi itu kepada kita agar kita bisa bertahan dalam kesabaran.

Sumber tulisan:

https://www.islampos.com/ketika-224034/

Sumber gambar:
Watermark pada foto milik akun twitter @zahranaaa

Minggu, 20 September 2015

Wajib Dibaca Semua Warga Indonesia

Ulasan bahaya pornografi oleh Bu Ely Risman. Wajib dibaca oleh semua warga Indonesia. Kalau bukan kita, siapa lagi???

BAHASANYA VULGAR. APA ADANYA TAPI KITA WAJIB TAHU

Barusan nonton Basa Basi di Trans TV. Bintang tamunya Bu Elly Risman. Ngeri sekaligus bikin sedih. Musibah paling bahaya adalah ketika kita ga sadar kalau dalam bahaya besar. Kurang lebih ini kesimpulannya. Untuk para orang tua, silahkan dibaca.

Apa yang beliau paparkan, shocking banget buat para orangtua yang hadir.
Pemaparan awal tentang kesalahan-kesalahan komunikasi orang tua pada anak, bicara terlalu cepat,
bicara terlalu banyak, (ngomel) yang tidak perlu, tanpa sadar berbohong, mengkritik, mengenggurui, dll.

Komunikasi yang salah mengakibatkan anak jadi BLAST. Jiwanya jadi kosong, ga pede, pemarah, dendam sama orang tuanya sendiri.

Beliau ngasih contoh kasus anak kecil yang ngadu ke gurunya, "Bu, kalau aku bunuh ayahku boleh ga? Aku dosa ga?". Ternyata si anak merasa selalu disalahkan dan didikte orang tuanya.

Nah, anak-anak yang BLAST ini adalah sasaran empuk buat pengusaha pornografi karena rata-rata dari mereka pasti akan cari pelampiasan. Sekarang masuk ke bagian industri pornografi. Target market utama mereka adalah anak laki-laki. Kenapa laki-laki? Karena mereka lebih mudah fokus dan hormon testosteron mereka lebih tinggi daripada perempuan. Setiap tahun pebisnis pornografi rapat dengan para ahli dari berbagai disiplin ilmu untuk merencanakan strategi pemasaran yang baru.

Alih-alih mengembangkan produk, mereka memilih untuk 'investasi masa depan' pada anak-anak. Target mereka adalah anak laki-laki yang terpapar pornografi, kalau sudah 33 sampai 35x mast****si berarti sudah bisa dipastikan akan menjadi pelanggan masa depan karena otaknya pasti sudah ketergantungan dengan pornografi (porn addiction).

Yang perlu diketahui, porn addiction jauh lebih merusak otak daripada drugs addiction. Terapinya pun jauh lebih susah. Drug addict bisa diterapi dengan detoxifikasi tapi porn addict harus dengan terapi dan butuh tekad dari yang bersangkutan. Dan kerusakan yang ditimbulkan sekali kita terpapar akan permanen. Paparan pornografi itu berjenjang.

Jadi ibarat sampah, pertama kali mungkin kita akan muntah-muntah nyium baunya. Tapi lama kelamaan, kalau kita nyium sampah (misal tukang sampah) kita akan terbiasa bahkan bisa makan di deket sampah (bahkan ada yang tinggal di TPS tho?)

Begitupun dengan pornografi, setiap levelnya anak akan semakin kebal dan anak butuh melihat yang levelnya lebih tinggi untuk bisa terangsang. Kalau melihat sudah ga 'ngaruh' lagi, mereka akan melakukan. Dan disini bencananya.

Kami dikasih contoh beberapa kasus mengerikan yang pelakunya anak-anak sex addict. Ada audience yang curhat tentang tetangganya, anak kelas 6 SD yang 'ngerjain' adik kandungnya yg berusia 5 tahun. Sekarang si adik malah jadi ketagihan sex.

Ada lagi anak 10 tahun yang menyodomi temennya pake SENDOK! (Ada games yang ngajarin anak-anak untuk menyodomi)

Contoh-contoh mengerikan lainnya. Anak-anak porn addict bisa dikenali. Ada ciri-cirinya. Dan pertanyaan mereka luar biasa.

Kalau anak normal keponya cuman "sex itu apa?". "Bayi itu berasal dari mana?".
Anak-anak porn addict akan bertanya, "Bagaimana cara memasukkan p***s ke dalam v****a?". Dan pertanyaan-pertanyaan lainnya yang terlalu vulgar.

Bahkan ada istilah-istilah yang audience aja ga tahu itu apa. Kalau anak sudah 33-35x mast****si, hampir bisa dipastikan akan terjadi incest. Atau dia akan melampiaskan pada temennya di sekolah. Dan itu kasusnya BANYAK. Jadi usia 7 tahun saudara laki-laki dan perempuan tidurnya udah harus dipisah. (Tahu kan kasus anak umur 11 tahun yang memperkosa 2 adik perempuan dan IBU KANDUNGnya karena selalu tidur 1 ruangan dengan mereka?)

80% kasus pelecehan terjadi di rumah sendiri/rumah keluarga dekat (rumah nenek pas ngumpul keluarga) dan sekolah. Nah, disitulah bibit awal pedofilia dan LGBT.

Semuanya saling berkaitan.
Sekarang tentang media, film. Terutama yang asalnya dari Amrika yang dicontohkan film Breaking Dawn sama Fifty Shades of Grey. Games-games cowok dan games cewek (The Sims4).

Video klip contohnya Nicky Minaj (yang ngajarin or*l sex) bahkan kata Bu Elly, kalau anak anda disuruh makan sosis malah muntah, berarti dia udah nonton video klipnya dan Miley Ciyrus (wrecking Ball).

Tontonan lainnya ada Glee (udah jelas lah ya misi LGBTnya), komik, spongebob (kami dikasih liat scene spongebob ciuman sama patrick), stiker LINE, K-Pop (diliatin foto 2 cowok K-Pop idol lagi ciuman bibir di panggung) dan situs (ada situs LGBT bahkan untuk anak-anak).

Bu Elly nangis di panggung, beliau curhat sama kami bahwa pemerintah seolah tutup kuping sama kejadian ini. Beliau sudah menawarkan reset dan mendatangi kementerian-kementerian terkait untuk sosialisasi porn awareness. Tapi ga pernah digubris.

UU pornografi pun ga ada penerapannya (kayak ga ada). Bahkan terakhir beliau diskusi dengan Ibu Jokowi tapi yang bikin kecewa justru bersamaan dengan seminar kami, Ibu negara malah kampanye kanker serviks (sudah booming karena si jupe kena).

Ga ngerti implementasinya sampe atau nggak ke masyarakat. Makanya ayo jadi penggerak di unit kerja kita masing-masing. Pemerintah itu seharusnya membentengi masuknya bencana ke Indonesia bukannya memfasilitasi.

Ekspresi harus bisa dipertanggungjawabkan.
Kalau dibiarin bebas, akhirnya orang jadi liar. Itulah kenapa harus ada aturan. Sebenernya yang pikirannya tertutup justru seniman Indonesia.

Pikirannya hanya terfokus pada gimana sih pemerintah!
Gimana sih umat Islam nih ga kompromis! Padahal harusnya mereka lebih DEWASA dalam berpikir. Ga pragmatis.

Orang Indonesia itu ga semuanya adult. Di sini juga ada anak-anak. Mereka belum ngerti mana yang harus diikuti, mana yang nggak. Di situlah peran kita melindungi mereka.

Kita semua punya tanggungjawab moral. Termasuk seniman.

Hal yang mengejutkan adalah isi sambutan founder salingsapa.com (penyelenggara). Beliau bilang, "Saya punya kenalan beberapa pemilik stasiun tv swasta. Salah satunya yang ada di kebon jeruk. Saya kaget, ternyata rata-rata dari mereka pada ga punya tv. Ketika saya tanya alasannya (sama pemilik stasiun di kobon jeruk), beliau bilang, "Saya sudah tahu bahwa produser itu mengejar rating. Sekarang, program tv itu pure A BUSINESS. Jadi mereka akan menayangkan apapun yang menarik minat masyarakat sehingga rating naik. Kalau rating naik, otomatis iklan berdatangan"

Mereka aja ga membiarkan anak mereka nonton tv. Dan kita masih membiarkan anak-anak kita nonton? Jadi intinya, kita semua punya peran untuk menanggulangi krisis moral di Indonesia. Karena dampaknya jangka panjang dan krusial. Ketika nanti kita jadi pejabat, jadi pengambil keputusan, pelajari baik-baik apa yang mau kita putuskan. Karena tanggungjawab kita besar. Sekarang, tugas kita adalah merintis perubahan positif di unit kerja masing-masing

Ajak diskusi orang-orang yang masih satu visi, orang-orang yang masih punya passion untuk memperbaiki carut-marut negara ini.

Kalimat terakhir paparannya Bu Elly Risman, "Ayo Bergerak Bersama. Lindungi Anak Indonesia dari Bahaya Pornografi".

Sorry, just sharing. Karena kita ga bisa kerja sendiri. Butuh KAMU... IYA KAMU... Butuh KAMU buat ikutan. Semoga kita bisa merintis perbaikan. Semoga negeri ini jadi lebih baik nantinya.

Mari sebarkan postingan ini jika Anda peduli dgn masa depan adik2 dan anak2 kita

#FightTheNewDrugs
#NAM

- Disini saya hanya share.

Rabu, 01 April 2015

Kisah Sahabat Nabi (Abu Darda)

Assalamu'alaikum warohmatullah wabarokatuh...

Sholawat dan salam semoga selalu tercurah pada Nabi dan Rasulullah Muhammad Salallaahu 'alaihi wasallam, keluarga, sahabat beliau, serta orang-orang yang senantiasa mengikuti beliau...

Kisah Sabahat Nabi ini, Abu Darda Rahimahullah, memiliki pelajaran bagi kita tentang arti zuhud, pengorbanan seorang hamba yg tadinya musyrik, kemudian menempuh jalan Robb-nya dengan sebenar-benar taqwa. Beliau menukar segala harta yang dimiliki untuk segera dikirimkan ke kampung halaman abadi, mencukupkan diri dengan bekal seperlunya didunia yang hanya sementara, serta menjaga ghiroh mencari ilmu agama.

Semoga kita senantiasa mampu mengambil hikmah, mengamalkan, serta menjadi hamba akhir zaman yang mendapat bagian tempat di akhirat dengan sebaik-baik amal.

----------------------------------

Uwaimir bin Malik Al Khazraji yang digelari Abu Darda' bangun dari tidurnya pagi-pagi sekali. Setelah itu dia pergi menuju berhala sembahannya di sebuah kamar yang paling istimewa di dalam rumahnya. Dia membungkuk memberi hormat kepada patung tersebut, kemudian diminyakinya dengan wangi-wangian termahal yang terdapat dalam tokonya yang besar. Sesudah itu patung tersebut diberi pakaian baru yang terbuat dari sutera megah, yang diperolehnya kemarin dari seorang pedagang yang datang dari Yaman dan sengaja mengunjunginya.

Setelah matahari agak tinggi, barulah Abu darda' masuk ke rumah dan bersiap hendak pergi ke tokonya, tiba-tiba jalan di Yastsrib menjadi ramai, penuh sesak dengan para pengikut Nabi Muhammad yang baru kembali dari peperangan Badar. Di muka sekali terlihat sekumpulan tawanan terdiri dari orang-orang Quraisy. Abu Darda' mendekati orang ramai dan bertemu dengan seorang pemuda suku Khazraj. Abu darda' menanyakan kepadanya dimana 'Abdullah bin Rawahah.

Pemuda Khazraj tersebut menjawab dengan hati-hati pertanyaan Abu Darda', karena dia tahu bagaimana hubungan Abu Darda' dengan 'Abdullah bin Rawahah. Mereka tadinya adalah dua orang teman akrab di masa jahily. Setelah Islam datang, 'Abdullah bin Rawahah segera masuk Islam, sedangkan Abu Darda' tetap dalam kemusyrikan.

Tetapi hal itu tidak menyebabkan hubungan persahabatan kedua orang tersebut menjadi putus. Karena 'Abdullah berjanji akan mengunjungi Abu Darda' sewaktu-waktu, untuk mengajak dan menariknya ke dalam Islam. Dia kasihan kepada Abu Darda', karena umurnya habis tersia-sia setiap hari dalam kemusyrikan.

Abu Darda' tiba di toko pada waktunya. Ia duduk bersila diatas kursi, sibuk jual beli dan mengomandoi para pelayan. Sementara itu 'Abdullah bin Rawahah datang ke rumah Abu Darda'. Sampai di sana ia melihat Ummu Darda' di halaman rumahnya. "Assalamu'alaiki. Ya amatallah (Semoga Anda bahagia, hai hamba Allah )." kata 'Abdullah memberi salam. "Wa'alaikassalam, ya akha Abi Darda' (Dan semoga Anda bahagia pula, hai sahabat Abu Darda')," jawab Ummu Darda.

"Kemana Abu Darda,'' tanya 'Abdullah.

"Dia ke toko, tetapi tidak lama lagi dia akan pulang," jawab Ummu Darda'

"Boleh saya masuk?" tanya 'Abdullah.

"Dengan segala senang hati! Silakan!" Jawab Ummu Darda'. Ummu Darda' melapangkan jalan bagi 'Abdullah, kemudian dia masuk ke dalam mengerjakan pekerjaan rumah tangga dan mengasuh anak.

'Abdullah bin Rawahah masuk ke kamar tempat Abu Darda' meletakkan patung sembahannya. Dikeluarkannya kapak yang sengaja dibawanya. Dihampirinya patung itu lalu dikapaknya hingga berkeping-keping. Katanya, "ketahuilah, setiap yang disembah selain Allah adalah batil!"

Setelah selesai menghancurkan patung tersebut, dia pergi meninggalkan rumah. Ummu Darda' masuk ke kamar tempat patung berada. Alangkah terperanjatnya dia, ketika dilihatnya patung telah hancur berkeping-keping dan berserakan di lantai. Ummu Darda' meratap menampar nampar kedua pipinya seraya berkata, "Engkau celakakan saya, hai Ibnu Rawahah."

Tidak berapa lama kemudian Abu Darda' pulang dari toko. Didapatinya istrinya duduk dekat pintu kamar patung sambil menangis. Rasa cemas dan takut kelihatan jelas di wajahnya.

"Mengapa engkau menangis?" tanya Abu Darda'.

"Teman Anda, 'Abdullah bin Rawahah tadi datang kemari ketika Anda sedang di toko. Dia telah menghancurkan patung sembahan Anda. Cobalah Anda saksikan sendiri," jawab Ummu Darda'.

Abu Darda' menengok ke kamar patung, dilihatnya patung itu sudah hancur berkeping-keping. Maka timbullah marahnya. Mulanya dia bermaksud hendak mencari 'Abdullah. Tetapi setelah kemarahannya berangsur padam, dia memikirkan kembali apa yang sudah terjadi. Kemudian katanya, "seandainya patung itu benar Tuhan, tentu dia sanggup membela dirinya sendiri."

Maka ditinggalkannya patung yang menyesatkan itu, lalu dia pergi mencari 'Abdullah bin Rawahah. Bersama sama dengan 'Abdullah, dia pergi menghadap Rasulullah SAW dan menyatakan masuk agama Allah di hadapan beliau.

Sejak detik pertama Abu Darda' beriman dengan Allah dan Rasul-Nya, dia beriman dengan sebenar-benar iman. Dia sangat menyesal agak terlambat masuk Islam. Sementara itu kawan-kawannya yang telah lebih dahulu masuk Islam, telah memperoleh pengertian yang dalam tentang agama Allah ini, hafal Al-Qur'an, senantiasa beribadat, dan taqwa yang selalu mereka tanamkan dalam diri mereka di sisi Allah. Karena itu dia bertekad hendak mengejar ketinggalannya dengan sungguh-sungguh, sekali pun dia harus berpayah-payah siang dan malam, hingga tersusul orang-orang yang berangkat lebih dahulu. Dia berpaling kepada ibadat dan memutuskan hubungan dengan dunia, mencurahkan perhatian kepada ilmu seperti orang kehausan mempelajari Al-Qur'an dengan tekun dan menghafalkan ayat-ayat, serta menggali pengertiannya sampai dalam. Tatkala dirasakannya perdagangannya mengganggu dan merintanginya untuk beribadat dan menghadiri majelis-majelis ilmu, maka ditinggalkannya perusahaannya tanpa ragu dan penyesalan.

Berkenaan dengan sikapnya yang tegas itu orang pernah bertanya kepadanya. Maka dijawabnya, "Sebelum masa Rasulullah saya menjadi seorang pedagang. Maka setelah saya masuk Islam, saya ingin menggabungkan berdagang untuk beribadat. Demi Allah, yang jiwa Abu Darda' dalam kuasa-Nya, saya akan menggaji penjaga pintu masjid supaya saya tidak luput shalat berjamaah, kemudian saya berjual beli dan berlaba setiap hari 300 dinar."

Kemudian dia menengok kepada si penanya dan berkata, "Saya tidak mengatakan bahwa Allah Ta'ala mengharamkan berniaga. Tetapi saya ingin menjadi pedagang, bila perdagangan dan jual beli tidak mengganggu saya untuk berdzikrullah (berdzikir)."

Abu Darda' tidak meninggalkan perdagangan sama sekali. Dia hanya sekedar meninggalkan dunia dengan segala perhiasan dan kemegahannya. Baginya sudah cukup sesuap nasi sekedar untuk menguatkan badan, dan sehelai pakaian kasar untuk menutupi tubuh.

Pada suatu malam yang sangat dingin, sekelompok jamaah bermalam di rumahnya. Abu Darda' menyuguhi mereka makanan hangat, tetapi tidak memberinya selimut. Ketika hendak tidur, mereka mempertanyakan selimut, Seorang diantaranya berkata, "Biarlah saya tanyakan kepada Abu Darda'."

Kata yang lain tidak, "Tidak perlu!"

Tetapi orang yang seorang itu menolak saran orang yang tidak setuju. Dia terus pergi ke kamar Abu Darda'. Sampai di muka pintu dilihatnya Abu Darda' berbaring, dan istrinya duduk di sampingnya. Mereka berdua hanya memakai pakaian tipis yang tidak mungkin melindungi mereka dari kedinginan. Orang itu bertanya kepada Abu Darda', "Saya lihat Anda sama dengan kami, tengah malam sedingin ini tanpa selimut. Kemana saja kekayaan dan harta benda Anda?"

Jawab Abu Darda', "kami mempunyai rumah di kampung sana. Harta benda kami langsung kami kirimkan kesana setiap kami peroleh. Seandainya masih ada yang tinggal di sini (berupa selimut), tentu sudah kami berikan kepada tuan-tuan. Di samping itu, jalan ke rumah kami yang baru itu sulit dan mendaki. Karena itu susah membawa barang yang berat-berat. Kami memang sengaja meringankan beban kami supaya mudah dibawa."

Kemudian Abu Darda bertanya kepada orang itu, "Pahamkah Anda?"

Jawab orang itu, "Ya, saya mengerti. Semoga Anda di karuniai Allah segala kebaikan."

Pada masa pemerintahan Khalifah 'Umar bin Khatab, 'Umar mengangkat Abu darda' menjadi pejabat tinggi di Syam. Tetapi Abu Darda' menolak pengangkatan tersebut. Khalifah Umar marah kepadanya. Lalu kata Abu Darda', "Bilamana Anda menghendaki saya pergi ke Syam, saya mau pergi untuk mengajarkan Al-Qur'an dan Sunnah Rasulullah kepada mereka, serta menegakkan shalat bersama sama dengan mereka."

Khalifah Umar menyukai rencana Abu Darda' tersebut. Lalu Abu Darda' berangkat ke Damsyik. Sampai di sana didapatinya masyarakat telah mabuk kemewahan dan tenggelam dalam kenikmatan dunia. Hal itu sangat menyedihkannya. Maka dipanggilnya orang banyak ke masjid, lalu dia berpidato di hadapan mereka. Katanya :

"Wahai penduduk Damsyiq! Kalian adalah saudaraku seagama; tetangga se-negeri; dan pembela dalam melawan musuh bersama.

Wahai penduduk Damsyiq! Saya heran, apakah gerangan sebabnya kalian tidak menyenangi saya, dan tidak menerima nasehat saya? Padahal saya tidak mengharapkan balas jasa dari kalian. Nasehatku berguna untuk kalian, sedangkan belanjaku bukan dari kalian.

Saya tidak suka melihat ulama-ulama pergi meninggalkan kalian, sementara orang-orang bodoh tetap saja bodoh.

Saya hanya mengharapkan kalian supaya melaksanakan segala perintah Allah Ta'ala, dan menghentikan segala larangan-Nya.

Saya tidak suka melihat kalian mengumpulkan harta kekayaan sebanyak-banyaknya, tetapi tidak kalian pergunakan untuk kebaikan. Kalian membangun gedung-gedung yang mewah, tetapi tidak kalian tempati atau kalian mencita-citakan sesuatu yang tak mungkin tercapai oleh kalian.

Bangsa-bangsa sebelum kamu pernah mengumpulkan harta sebanyak-banyaknya dan bercita-cita setinggi-tingginya. Tetapi hanya sebentar, harta yang mereka tumpuk habis terkikis, cita-cita mereka hancur berantakan, dan bangunan-bangunan mewah yang mereka bangun rubuh menjadi kuburan.

Hai penduduk Damsyiq! Itulah bangsa 'Ad (kaum Nabi Hud as) yang telah memenuhi negeri (antara Aden dan Oman) dengan harta kekayaan dan anak-anak.

Siapakah di antara kalian yang berani sekarang membeli daripadaku peninggalan kaum 'Ad itu dengan harga dua dirham?"

Mendengar pidato Abu Darda' tersebut orang banyak menangis, sehingga isak tangis mereka terdengar dari luar masjid.

Sejak hari itu Abu Darda' senantiasa mengunjungi majelis-majelis masyarakat Damsyiq dan pergi ke pasar-pasar. Jika ada yang bertanya kepadanya selalu ia jawab. Jika dia bertemu dengan seorang bodoh, diajarinya. Dan jika dia melihat orang terlalai, diingatkannya. Direbutnya setiap kesempatan yang baik, sesuai dengan situasi dan kondisi, serta kemampuan yang ada padanya.

Pada suatu ketika dia melihat sekelompok orang mengeroyok seorang lelaki. Laki-laki itu babak belur dipukuli dan dicaci maki mereka. Abu Darda' datang menghampiri, lalu bertanya, "Apa yang terjadi? Mengapa begini?"

Jawab mereka, "Orang itu jatuh ke dalam dosa besar."

Kata Abu Darda', "Karena itu janganlah kalian caci maki dia, dan jangan pula kalian pukuli. Tetapi berilah dia pengajaran dan sadarkan dia. Bersyukurlah kalian kepada Allah yang senantiasa memaafkan kalian dari segala dosa."

Tanya mereka, "Apakah Anda tidak membencinya?"

Jawab Abu Darda', "Sesungguhnya saya membenci perbuatannya. Apabila dia telah menghentikan perbuatannya yang berdosa itu, maka dia adalah saudara saya."

Orang itu menangis dan tobat dari kesalahannya.

Kali yang lain seorang pemuda mendatangi Abu Darda' dan berkata kepadanya, "Wahai sahabat Rasulullah! Ajarilah saya!"

Jawab Abu Darda', "Hai anakku! Ingatlah kepada Allah di waktu kamu bahagia. Maka Allah akan mengingatmu di waktu kamu sengsara.
Hai Anakku! Jadilah kamu pengajar, orang yang mau belajar dan orang yang mau mendengar. Dan jangan menjadi orang yang bodoh). Karena yang bodoh itu, pasti celaka."

Abu Darda' pernah pula melihat sekelompok pemuda duduk-duduk di pinggir jalan. Mereka ngobrol sambil melihat orang-orang yang lalu lalang. Abu Darda' menghampiri mereka dan berkata kepadanya, "Hai anak-anakku! Tempat yang paling baik bagi orang muslim adalah rumahnya. Di sana dia dapat memelihara diri dan pandangannya. Jauhilah duduk-duduk di pinggir jalan dan dipasar-pasar, karena hal itu menghabiskan waktu dengan percuma."

Ketika Abu Darda' tinggal di Damsyiq, yang menjadi gubernur waktu itu ialah Mu'awiyah bin Abu Sufyan. Mu'awiyah melamar anak gadis Abu Darda' (yaitu Darda') untuk puteranya Yazid. Abu Darda' menolak lamaran Mu'awiyah tersebut. Dia tidak mau mengawinkan anak gadisnya, Darda', dengan Yazid (putera Gubernur). Bahkan Darda' dikawinkannya dengan pemuda muslim, anak kebanyakan. Abu Darda' menyukai agama dan akhlak pemuda itu. Orang banyak heran dengan sikap Abu Darda' dan berbisik-bisik sesama mereka, "Anak gadis Abu Darda' dilamar oleh Yazid bin Mu'awiyah, tetap lamarannya di tolak. Kemudian Abu Darda' mengawinkan putrinya dengan seorang pemuda muslim anak orang kebanyakan."

Seorang penanya bertanya kepada Abu Darda', mengapa dia bertindak seperti itu. Jawab Abu Darda', "Saya bebas berbuat sesuatu untuk kemaslahatan Darda'."

Orang itu kembali bertanya,"Mengapa?"

Jawab Abu darda', "Bagaimana pendapat Anda, apabila nanti Darda' telah berada di tengah-tengah inang pengasuh yang senantiasa siap sedia melayaninya, sedangkan dia berada dalam istana yang gemerlapan menyilaukan mata, akan kemana jadinya agama Darda' ketika itu?"

Pada suatu waktu ketika Abu Darda' berada di negeri Syam, Amirul Mukminin 'Umar bin Khattab datang memeriksa. Khalifah mengunjungi sahabat itu di rumahnya malam hari. Ketika Khalifah membuka pintu rumah Abu Darda', ternyata pintu itu tidak dikunci dan rumah gelap tanpa lampu. Ketika Abu Darda' mendengar suara Khalifah, Abu Darda' berdiri mengucapkan selamat datang dan menyilahkan Khalifah Umar duduk. Keduanya segera terlibat dalam pembicaraan-pembicaraan penting, padahal kegelapan menyelubungi keduanya, sehingga masing-masing tidak melihat kawannya berbicara.

Khalifah 'Umar meraba-raba bantal alas duduk Abu Darda', ternyata sebuah pelana kuda. Dirabanya pula kasur tempat tidur Abu Darda', ternyata berisi pasir belaka. Dirabanya pula selimut, kiranya pakaian-pakaian tipis yang tidak mencukupi untuk musim dingin.

Kata khalifah 'Umar, "Semoga Alah melimpahkan rahmat-Nya kepada Anda. Maukah Anda saya bantu? Maukah Anda saya kirimi sesuatu untuk melapangkan kehidupan Anda?"

Jawab Abu Darda'. "Ingatkah Anda hai 'Umar, sebuah hadist yang disampaikan Rasulullah kepada kita?"

Tanya Umar, "Hadist apa gerangan?"

Jawab Abu Darda', "Bukankah Rasulullah telah bersabda: 'Hendaklah puncak salah seorang kamu tentang dunia, seperti perbekalan seorang pengendara (yaitu secukupnya dan seadanya).'"

Jawab Khalifah Umar, "Ya, saya ingat!"

Kata Abu Darda', "Nah, apa yang telah kita perbuat sepeninggal beliau, hai Umar?"

Khalifah Umar menangis, Abu Darda'pun menangis pula. Akhirnya mereka berdua bertangis-tangisan sampai subuh.

Abu Darda' menjadi guru selama tinggal di Damsyiq. Dia memberi pengajaran kepada penduduk, memperingatkan mereka, mengajarkan Kitab (Al-Qur'an) dan Hikmah kepada mereka sampai dia meninggal.

Tatkala Abu Darda' hampir meninggal, para sahabatnya datang berkunjung. Mereka bertanya, "Sakit apa yang Anda rasakan?"

Jawab Abu Darda', "Dosa-dosaku!"

Mereka bertanya, "Apa yang Anda inginkan?"

Abu Darda' menjawab, "Ampunan Tuhanku."

Kemudian dia berkata kepada orang-orang yang hadir disekitarnya, "Ulangkanlah kepadaku kalimah 'Laa ilaaha illallah, Muhammad Rasulullah.'"

Abu Darda' senantiasa membaca kalimah tersebut berulang-ulang hingga nafasnya yang terakhir.

Setelah Abu Darda' pergi menemui Tuhannya, Abu Muhammad berkata pada Auf bin Malik, "hai, Ibnu Malik! Inilah karunia Allah kepada kita berkat Al-Qur'an. Seandainya engkau mengawasi jalan ini, engkau akan melihat suatu pemandangan yang belum pernah engkau saksikan, dan mendengar sesuatu yang belum pernah engkau dengar, dan tidak pernah terlintas dalam pikiranmu."

Tanya 'Auf bin Malik, "Untuk siapa semuanya, hai Abu Muhammad?"

Jawab Abu Muhammad, "Disediakan Allah Ta'ala untuk Abu Darda', karena Dia telah menolak kemewahan dunia dengan mudah dan lapang dada." [fosmil.org]

http://mutiarasirah.blogspot.com/2012/02/abu-darda.html?m=1

Senin, 30 Maret 2015

Kisah Pemuda Yang Bertaubat di Zaman Rasulullah Salallaahu'alaihi wasalam

Suatu hari Umar ra datang menemui Rasulullah dengan menangis. Rasulullah pun bertanya kepadanya, Apa gerangan yang menyebabkan engkau menangis, wahai Umar?"

Kata Umar, Sungguh hati saya mrasa tersentuh oleh ratapan sorang pemuda yg ada dipintu rumah tuan! Rasulullah pun memerintahkan Umar untuk membawa pemuda itu. Ketika pemuda itu telah sampai dihadapan Rasulullah, beliaupun bertanya kepadanya,

"Wahai Pemuda, apa gerangan yang menyebabkan engkau menangis dan meratap?"
Pemuda itu menjawab , "Wahai Rasulullah, yang membuat saya menangis ialah banyaknya dosa yang terlanjur saya lakukan ! Saya takut bila Allah murka kepada saya!"

Beliau kembali bertanya,
"Apakah engkau mempersekutukan Allah dengan sesuatu ?"
"Tidak!" jawab pemuda itu.
"Apakah engkau telah membunuh orang dengan tanpa hak?" tanya Rasulullah . "tidak !" jawab pemuda itu.

"Allah akan mengampuni semua dosamu, meskipun dosamu itu sepenuh tujuh langit dan bumi!" jelas Rasulullah sembari menenangkan pemuda itu.

Mendengar penjelasan Rasulullah , pemuda itupun berkata,
"Wahai Rasulullah, dosa saya lebih besar dari tujuh langit dan gunung yang tegak berdiri!"
Beliau pun menimpali ,
“Apakah dosamu lebih besar dari kursi ( kekuasaan ) Allah?”.
“Dosa saya lebih besar lagi !: ratap pemuda itu.

“Apakah dosamu lebih besar dari Arsy?” Belize kembali bertanya. “Dosa saya lebih besar dari itu !” jawab pemuda itu.
“Apakah dosamu lebih besar , ataukah Allah?” Tanya Rasulullah.
“Allah tentu yang lebih besar dan lebih Agung , tapi saya malu kepadamu, Wahai Rasulullah, jawab pemuda itu.
Beliaupun bersabda, :Janganlah engkau malu, beritahukan dosamu kepada saya!” pinta Rasulullah.
Oleh karena beliau yang meminta , maka pemuda itupun tak kuasa untuk menolaknya. Akhirnya iapun menceritakan dosa yang telah dikerjakannya, seraya berkata : “Wahai Rasulullah , sungguh saya adalah seorang pemuda pembongkar mayat dalam kubur sejak 7 tahun yang lalu. Suatu ketika ada seorang gadis putri seorang sahabat golongan Anshar yang meninggal dunia, maka saya pun membongkar kuburnya dan mengeluarkannya dari kafannya, karena tergoda bisikan syetan , saya pun menggaulinya. Tiba-tiba gadis itu berbicara,
“Tidakkah engkau malu kepada Kitab Allah dan pada hari dia meletakkan ‘kursinya” untuk memberikan hukum serta mengambil hak orang yang dianiaya dari orang yang telah menganiayanya? Mengapa engkau jadikan aku telanjang dihari penghimpunan kelak, dari orang- orang yang telah meninggal dunia? Mengapa engkau jadikan aku berdiri dalam keadaan junub diharibaan Allah? ”
Mendengar cerita itu Rasulullah pun meloncat karena gusarnya . Dengan suara keras , beliau berkata,
“Wahai pemuda Fasiq, keluar dan jauh-jauhlah kamu dari saya, tidak ada balasan yang pantas untukmu kecuali neraka!”
Pemuda itupun keluar dengan menangis sejadi-jadinya.
Ia menjauh dari khalayak ramai dan menuju kepadang pasir yang luas, dengan tidak mau makan dan minum sesuatupun, serta tidak bisa tidur sampai tujuh hari lamanya. Tubuhnyapun menjadi lemah dan lunglai, hingga iapun jatuh tersungkur dipermukaan tanah berpasir yang maha luas itu.
Seraya meletakkan wajahnya dipasir sambil bersujud, ia berdoa dan meratap.
“Wahai Tuhan, aku adalah hamba-Mu yang berdosa dan Bersalah. Aku telah datang ke pintu Rasul-Mu agar dia bisa menolongku di sisi-Mu. Namun ketika ia mendengar dosaku yang sangat besar, ia mengusir dan mengeluarkan aku dari pintunya. Kini aku datang kepintu-Mu, agar engkau berkenan menjadi penolongku di sisi Kekasih-Mu. Sesungguhnya engkau maha pengasih kepada hamba-hamba-MU . Tak ada lagi harapanku kecuali kepada-Mu . Kalau tidak mungkin, maka lebih baik kirimkan saja api neraka dari sisi-Mu, dan bakarlah aku dengan api itu didunia-Mu ini, sebelum aku engkau bakar diakhirat-Mu nanti!”

Sepeninggal pemuda itu , Rasulullah didatangi oleh malaikat jibril , seraya berkata,
“Wahai Rasulullah, Allah telah berkirim salam kepada-Mu!”
Beliaupun menjawab salam Allah. Setelah itu malaikat Jibril kembali berkata,
“Allah bertanya kepadamu , apakah kamu yang telah menciptakan para makhluk? ”
Beliau menjawab , “Tentu saja tidak, Allah yang telah menciptakan semuanya!”
“Allah juga bertanya kepadamu, Apakah kamu yang telah memberi rezeki kepada makhluk-makhluk Allah?” malaikat jibril kembali bertanya.
“Tentu saja Allahlah yang telah memberi rezeki kepada mereka , bahkan juga kepadaku!” jawab beliau.
“Apakah kamu yang berhak menerima taubat seseorang?” kembali malaikat jibril bertanya.
“Allahlah yang berhak menerima dan mengampuni dosa hamba-hamba-Nya!’ jawab beliau.

Mendengar jawaban-jawaban Rasulullah , malaikat jibrilpun berkata ,
“Allah telah berfirman kepadamu ,
“Telah aku kirimkan seorang hamba-Ku yang menerangkan satu dosanya kepadamu, tapi mengapa engkau berpaling daripadanya dan sangat marah kepadanya? Lalu bagaimana keadaan orang-orang mukmin besok, jika mereka itu datang padamu dengan dosa yang lebih besar seperti gunung? Kamu adalah Utusan-Ku yang aku utus sebagai rahmat untuk seluruh alam, maka jadilah engkau orang yang berkasih sayang kepada orang-orang beriman dan menjadi penolong bagi orang-orang yang berdosa . Maafkanlah kesalahan hamba-Ku, karena aku telah menerima taubatnya dan mengampuni dosanya”.

Mendengar teguran Allah , Rasulullahpun mengutus beberapa orang sahabatnya untuk menemui pemuda yang pernah diusir Rasulullah itu. Akhirnya mereka menemukannya dan merekapun memberikan kabar gembira tentang ampunan Allah kepadanya. Lalu mereka membawa pemuda itu kepada Rasulullah , dan kebetulan saat mereka sampai beliau sedang mengerjakan Shalat. Maka merekapun segera bermakmum dibelakangnya.

Setelah selesai membaca surat Alfatihah beliaupun membaca surat At- takasur baru saja beliau sampai ayat “ Hatta zurtumul maqabir (sampai kamu masuk kedalam kubur),” maka pemuda itupun menjerit keras dan jatuh.

Ketika orang-orang telah selesai Shalat, merekapun mendapati ternyata pemuda itu telah meninggal dunia. Allah berkenan menerima taubatnya dan memasukkannya kedalam kelompok hamba Allah Yang Shaleh Wallahu a'lam bisshawab

(Kisah ini disadur dari buku karya Usman bin Hasan bin Ahmad Asy Syakir Al-kahaubawiyyi , yang berjudul “ Durratun Nasihin”Bab taubah, Dalam buku karya Syaiful Hadi el sutha “ Kado terindah untuk orang berdosa)

diambil dari http://azzahranabilaanwar.blogspot.com/2013/05/kisah-pemerkosa-mayat-di-zaman.html?m=1