Sudah lama sebenarnya saya tergelitik ingin membahas tema
ini. Buat teman-teman blog readers yang
juga aktif di twitter (paling tidak aktif mantengin TL aja), mungkin kenal
dengan beberapa selebtwit yang jadi fenomenal akhir-akhir ini. Tak perlu
disebut nama akun anonimnya, tapi followers-nya
nembus angka 130ribuan orang! Kata tukul : Amazing..
bayangkan, How powerful it could be. Salah
satu misi yang sering diusung adalah tentang #penggalauan dan #RESIGNaja kepada
orang-orang yang masih pada betah ‘ngaryawan’. Isi twitnya kemudian berujung
pada ajakan untuk berwirausaha. Buat beberapa orang yang mudah terpengaruh, it may worked to influence ‘em. Tapi
dari kacamata saya yang masih amat miskin ilmu dan pengalaman, ingin berbagi
sudut pandang lain tentang sisi positif dan negatif dari tiap pilihan. Semoga
terhibur :)
Sejarah panjang dunia perniagaan sudah dikenal oleh manusia
sejak jaman dahulu kala. Bahkan terdapat beberapa kutipan hadist yang
menganjurkan berniaga dengan cara yang jujur. Selain itu bagi para muslim,
sosok nabi Muhammad tidak lepas dari profesinya sebagai pedagang (baca: wirausaha)
yang sukses. Meski profesi ini dijalani oleh Nabi SAW sebelum beliau menerima
perintah menjadi nabi, akan tetapi sifat amanah (dapat dipercaya) dan jujur
beliau-lah yang lebih patut untuk dijadikan contoh. Selain itu, masih banyak
lagi bukti betapa perniagaan menjadi tumpuan roda perekonomian yang bisa
menentukan hidup dan mati sebuah bangsa. Intinya adalah, dunia wirausaha yang
lekat dengan perniagaan ini, disadari atau tidak sudah mendarah daging pada
kehidupan manusia itu sendiri.
Lantas bagaimana dengan sejarah pekerja? Walau tak
secemerlang kilau profesi wirausaha, namun profesi yang satu ini tidak boleh
diremehkan. Sehebat apapun perusahaan ternama, tidak mungkin dapat bertahan
tanpa adanya kontribusi pekerja (baca: karyawan). Raja-raja besar masa lalu
bisa membangun kerajaan mewah dan menjalankan tahta/ dinasti mereka sampai
ribuan tahun lamanya, apakah mungkin dilakukan seorang diri? Seorang Jenderal
perang mungkinkah bisa mengalahkan musuh di medan perang kalau tidak ada
prajurit yang senantiasa patuh pada perintah mereka? Bayangkan kalau perusahaan
sebesar Google atau Apple, lalu karyawan-karyawan terbaik mereka mengundurkan
diri karena ingin jadi wirausahawan. Akankah mereka bisa menemukan pengganti
yang sama tanpa harus melewati tahap-tahap sulit? Rasanya tidak. Jadi, ada
hubungan yang saling melengkapi disana, antara raja-rakyat, jenderal-prajurit,
maupun bos-karyawan.
Sebagai orang yang pernah mengalami kedua kondisi diatas,
saya memahami kondisi keduanya (sok empati :p). Namun pada kenyataannya, hidup
itu tak semudah twit akun anonim untuk menjadi wirausaha ataupun bertahan
menjadi karyawan. Sebab, hal paling mendasar yang perlu diketahui setiap orang
adalah:
menemukan profesi yang paling sesuai untuk dirinya!
Menjadi seorang enterpreneur sejati yang bisa sukses dan
bertahan itu gak gampang lho. Meskipun juga bukan merupakan hal yang mustahil,
namun kerja keras dan konsistensi pada tujuan menjadi hal yang utama dibalik
kesuksesan tersebut. Kalau wirausaha tapi masih ‘ngaryawan’, ya nggak optimal
juga kerjaannya. Omzet ga optimal, kualitas kerja di kantor juga bisa aja
terganggu. Belum lagi terhitung ‘korupsi’ waktu karena diam-diam menggunakan
waktu kerja dan fasilitas kantor untuk kepentingan usahanya. Wirausahawan fulltime tapi semangat pasang-surut,
juga masih jauh lah dari kata sukses. Terus apa dong yang betul? Hihihi...
Again, life is about
choices. Kita emang disediakan begitu banyaknya pilihan yang menggiurkan
hati dan pikiran, juga nafsu. Kenapa nafsu? Yess, jangan dikira hal yang satu
itu ga diam-diam ‘menunggangi’ niat kita berusaha lho. Nafsu memiliki rumah
mewah, nafsu memiliki mobil bagus, nafsu memiliki gadget keluaran tebaru, nafsu memiliki authority dan popularitas sebagai orang yang dipandang sukses,
nafsu ingin memiliki kehidupan yang serba berkemudahan. Masih belum yess?
Tapi...nafsu itu ada juga yang positif. Nafsu ingin memberi penghidupan layak
buat keluarga, nafsu ingin menafkahi keluarga dan orang-orang yang membutuhkan,
nafsu ingin menghasilkan karya yang bermanfaat, nafsu ingin mengamalkan ilmu,
dan nafsu ingin mencari keberkahan dalam hidup (daripada minta-minta hayooo).
Nah, buat orang-orang yang digoda nafsu seperti disebutkan diatas, cara untuk
meraihnya ada 2: jadi KARYAWAN yang gajinya gede banget, atau WIRAUSAHA. Meski
keliatan remeh, tapi nafsu lah yang akan menjadi niat kita untuk meraih
sesuatu. Niatlah yang akan menentukan apa dan bagaimana tujuan kita kelak.
Yess? :)
Bercermin yuuukkk.... Nah, sekarang pilihan mana sih yang
paling sesuai untuk diri kita? Ga perlu lah kita memaksanan diri pada satu
pilihan yang menurut kita menarik, tapi ternyata kita ga mampu melakukannya.
Bicaralah pada hati yang paling dalam, niat kita sebenarnya apa sih? Lalu ukur
kemampuan diri. Memang dalam dunia usaha, banyak hal yang bisa dipelajari seiring
berjalannya waktu. Modalnya adalah tekad dan kemauan. Almost nothing is impossible. Dan kita harus siap untuk segala
konsekuensinya, jatuh-bangun, untung-rugi, lancar-seret, kreativitas dan
inovasi tanpa henti. Tapi gimana kalau saya belum siap dengan konsekuensinya?
Ya nggak ada salahnya jadi karyawan. Jangan minder dulu, karena karyawan pun
baru bisa dibilang sukses ketika dia sudah memiliki dedikasi, integritas, dan
loyalitas yang tinggi sama tempatnya bekerja. Dan itu pun ga mudah! Tantangan ngerjain
tugas dari bos, keuletan mengerjakan sesuatu yang sebetulnya ga disuka,
kemampuan bertahan dan berusaha optimal pada situasi yang serba terbatas, kerja
sama tim, membimbing orang lain, komunikasi, dan sederet target ataupun KPI (Key Performance Indicator) lainnya. I don’t think its easy. It takes a lot of
hardwork too.
Terus kalau belum juga bisa menentukan jalan hidup kita
gimana dong? Jawabannya teruslah bereskplorasi sama diri sendiri. Tantanglah
diri pada salah satu pilihan, berusahalah jadi yang terbaik. Nah, dari proses
yang sudah ada, beranilah untuk menilai diri sendiri dengan jujur. Mana
kelebihan dan kekurangan kita, lalu cocokkan dengan karakter masing-masing
profesi baik karyawan ataupun wirausaha. Kalau mentok, coba cara lainnya. Masih
banyak jalan menuju solusi, dan kesulitan itu tidaklah didatangkan kecuali
dengan jalan keluar. Yang paling penting, kegigihan, konsistensi, mau belajar, dan jangan lupa pada tujuan
kita semula. Banyak ya? :p
Gimana yang karyawan, udah sedikit lega kah? Yang wirausaha
tapi belum punya omzet jutaan, udah dapat ide baru kah? Jangan pernah minder.
Minder itu Cuma untuk orang yang setengah-setengah mencapai sukses
(nampar-nampar pipi sendiri :p). Have a
great journey, everyone! ^^
Pesan Moral :
Masing-masing pilihan punya konsekuensi, baik positif maupun
negatif. Pilihan manapun, tidak bisa dipaksakan pada setiap pribadi, karena
setiap orang memiliki jalan rejeki yang berbeda.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar