Jumat, 17 Oktober 2014

Membawa Ember Yang Bocor

Saudara/i, berikut revisi notulen kajian Ustadz Syafiq Basalamah. Dicatatkan oleh seorang hamba, semoga Allah melimpahkan rahmat pada beliau & keluarga, dan mencatatkan ini sebagai amalan jariyah bagi beliau yg tidak akan terputus. Dan semoga Allah merahmati kita semua...

Allaahumma aammiin

----------------------------------

Ust Dr Syafiq Basalamah Lc, MA

18 oktober 2014

Masjid Habibur Rahman - Bandung


Riya menyebabkan kita hasad tapi ikhlas tidak.

Hati2 akhi, selama ini kita beramal, tapi mgkn kita tdk tahu bahwa kita tdk pernah melandasinya ndengan keikhlasan.

Seperti membawa ember bocor.


Tanda tanda keikhlasan


1. Suka menyembunyikan amalan.

Orang lain tdk perlu tahu apa yang kita lakukan.

Ada seseorang yang selama 20 th puasa sunnah tidak diketahui keluarganya. Ternyata  bekal makan siang dari istrinya selalu disedekahkan pada orang lain saat di jalan. Jadi lakukan amalan hanya untuk Allah, tidak perlu semua orang tahu kebaikan yang kita lakukan sebagaimana juga kita tidak ingin keburukan kita diketahui orang lain.


2. Selalu menuduh diri kita dengan kekurangan.

Tidak memuji diri sendiri. Jangan merasa diri kita sudah baik dari orang lain.

Kalau bertemu dengan orang yang lebih tua, maka katakanlah orang tsb lebih baik, krn ia lebih dulu sujud pada Allah, lebih banyak beribadah dariku. Ketika bertemu orang lebih muda, maka katakanlah ia lebih baik. Karena ia berbuat dosa lebih sedikit dariku.

Jadi tuduhlah diri, apakah amalan kita diterima atau tidak?


3. Berlapang dengan dunia.

Afwan ana krang menyimak yang ini, tp intinya qanaah thd apa yang Allah berikan kepada kita dan tdk mengubah kualitas amalan kita.


4. Tidak menanti balasan dari orang lain.

Beramal hanya semata mata karena Allah, tidak memerdulikan apakah ia akan mendapat balasan (kebaikan) dari orang lain atau tidak.

Al insan ayat 8-9.

"Dan orang2 itu memberi makan pada orang lain, padahal ia cinta dengan hartanya. Hanya mengharap keridhoan Allah


5. Tidak nengharap pujian dan tidak tertipu dengan sanjungan.

Tanda keikhlasan

- tidak mengharap pujian

- tidak pernah merasa amalan itu ada

- mengharap pahala dari Allah di akhirat


6. MengAkui keunggulan/ kebaikan orang lain dan tidak pelit memberikan pujian utk krbaikan orang lain.

Kita tidak boleh melupakan orang yang telah berbuat baik kepada kita. Krn jika kita melakukannya, hati2 karena boleh jadi kita selama ini tidak ikhlas dalam mengerjakan amal kebaikan.


Rasul bersabda jika ada orang telah berbuat baik pada kalian, balaslah kebaikannya. Jk kalian tdk mempunyai apapun, maka doakanlah..

Hadits lainnya:

Jika ada org lain telah berbuat baik kpd kita, maka dengan menyebut bahwa si fulan telah berbuat baik pada kita, telah termasuk syukur nikmat. Dan menyembunyikannya termasuk kufur nikmat.


Kisah rasul bertemu dengan saudari sepersusuannya, syaimah, saat perang.

Suatu ketika, syaimah jadi tawanan perang, dan rasul tdk melupakan kebaikannya saat kecil dengan menghamparkan selendang rasul utk jadi tempat duduk saudarinya tsb


Ulama salaf juga saling memberikan pujian pada ulama lainnya.


7. Tidak mempermasalahkan dengan posisinya/ jabatannya/ kedudukannya

Misal seseorang yang awalnya punya jabatan, lalu diturunkan jabatannya.

Orang yang ikhlas, tdk mempermasalahkannya kedudukannya, urusannya hanyalah beramal untuk Allah.


8. Luar dalam amalannya sama.

Orang yg paling tahu amalan kita adalah istri kita dan pembantu kita.

Jangan ketika di luar beramal baik namun ketika di dalam (di rumah/ keluarga) semua keburukan kita lakukan.


9. Menyempurnakan tugas dan kewajiban.

Tidak menunggu ia diawasi/ tidak peduli ia dilihat orang atau tidak.


10. Siap dikritik.

Umar ra berkata semoga Allah merahmati orang2 yang menghadiahkan kekurangan kekuranganku.

Orang yg tahu kekurangan kita adalah orang2 yang tdk suka dengan kita...


11. Keridhoan dan amarahnya bukan buat dirinya, tapi ia marah karena Allah. Begitu juga dengan kesenangannya/ keridhoannya, untuk Allah.


12. Diberi atau tidak diberi (balasan kebaikan) tidak berubah amalannya.


Lihat analogi yang baik dalam Sebuah hadits:

Perempuan, pezina, yang memberikan minum seekor anjing, dengan keikhlasan, dan Allah masukkan ia ke dalam surga.

Logika: apakah si wanita tsb akan mengharap anjing tsb mengucapkan teima kasih? Apakah si anjing tsb akan memberikan balasan kebaikan pada wanita tsb?

Subhanallah.


Diskusi

---------

1. Memberikan hadiah, dg meminta didoakan pada yg diberikan, tidak masalah. Yang penting bukan memberikan sesuatu krn mengharapkan didoakan.


2. Apakah perlu kita klarifikasi bila kita dianggap salah oleh orang lain dengan membuka kebaikan2 kita? Sebaiknya tidak. Jangan membuka lembaran kebaikan yang telah kita lakukan tapi justu tambahlah. Yang dibuka adalah lembar lembar kesalahan kita.


3. Bagaimana memudahkan keikhlasan dalam mencari ilmu? Dengan mempelajari ilmu ttg keikhlasan itu tersebdiri


4. Meninggalkan perbuatan karena nanusia itu riya, padahal sebenarnya tdk mutlak demikian, krn aebenarnya dapat dilakukan utk menjaga hati.. Sebaiknya mengerjakan perbuatan karena manusia itu syirik.


5. Niat menuntut ilmu seharusnya adalah mengangkat kebodohan dirinya, lalu bagaimana mengamalkan ilmu tsb, dan yang ketiga, bagaimana berdakwah dgn ilmu tersebut.


6. Ada amalan2 yg bisa kita lakukan tanpa istri tahu, misalnya sedekah.


7. Orang yang beramal, dari awal sudah riya,

Maka tidak diterima amalannya.

Ada jg yang di tengah2 amalan, timbul godaaan ada juga yang di akhir amalan.


Taubat itu menghapuskan dosa2 kita yang telah lalu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar