Kamis, 07 November 2013

Mengejar Jodoh

Jodoh, jodoh dan jodoh. Selalu banyak cerita dan kata yang terucap dan tertulis untuk memaknai atau mengartikan maksud dari kata yang berjumlah 5 huruf itu. Mulai dari cerita penantian, pertemuan, perpisahan, kisah menyenangkan atau pun kisah sedih yang mengiringi kata “jodoh” tersebut. Dan tiap orang memiliki cerita dan kata-katanya sendiri yang bisa jadi akan berbeda antara satu dan lainnya.
Seperti halnya dengan sebuah tweet dari user @Ririizkah pada Selasa malam tanggal 5 November 2013 yang berbunyi : “Ga perlu cape-cape ngejar jodoh, magnet perjodohan Allah lebih kuat :)”. Tweet itu menarik perhatian saya karena berhubungan dengan jodoh, namun ada hal yang saya rasa kurang tepat pada kata “Ga perlu cape –cape ngejar jodoh”.
Saya merasa ke-kurang tepat-an kata itu disebabkan oleh beberapa hal, diantaranya :
  1. Adanya hukum kausalitas atau hukum sebab akibat yang berlaku di bumi. Seperti halnya peribahasa “ada asap maka ada api” yang menjadi salah satu contoh hukum kausalitas itu. Begitu pula dengan jodoh, dahulu sempat ada anekdot yang berkata “Jodoh itu di tangan Tuhan, tapi kalau ga diambil-ambil ya tetep aja di tangan Tuhan dan tak berpindah.”.
  2. Jodoh itu sama halnya seperti rezeki yang perlu diusahakan keberadaannya, jodoh dan rezeki bukanlah hal yang akan tiba-tiba turun dari langit tanpa usaha. Bahkan untuk hujan yang menjadi rahmat (rezeki) bagi alam semesta sekalipun perlu usaha bagi air untuk sampai ke langit lalu bergumpal jadi awan dan kembali turun ke bumi. Inilah alasannya kenapa kita perlu usaha atau ikhtiar untuk menjemput rezeki dan jodoh itu agar sampai ke tangan kita.
  3. Memang benar jika Allah itu memiliki magnet perjodohan yang kuat, sehingga jika Allah berkata jodoh, maka berjodohlah. Namun seperti yang pernah saya sampaikan sebelumnya di postingan yang berjudul “Jodoh dan Taqdir”, ada area yang bisa kita lakukan untuk menciptakan jodoh yang diinginkan lewat kriteria-kriteria yang kita buat dan kepantasan diri yang kita lakukan untuk mendapatkannya.
  4. Seorang lelaki memiliki naluri untuk bergerak menjemput jodohnya, berbeda dengan wanita yang bernaluri untuk menunggu dan menerima pinangan dari jodohnya, maka saya sebagai lelaki memang diusahakan untuk bergerak menjemput jodoh dan saya pun lebih suka menggunakan kata menjemput daripada kata mengejar. Dengan kata menjemput, saya sebagai lelaki yang bergerak menuju wanita yang menunggu di suatu tempat dan waktu maka kemungkinan untuk bertemunya sangat tinggi. Namun jika menggunakan kata mengejar, maka kedua belah pihak ada dalam posisi sama-sama bergerak. Diibaratkan seperti dua buah motor yang saling berkejaran, jika motor yang mengejar kecepatannya lebih tinggi dari motor yang dikejar, maka mereka akan bertemu. Tapi jika sebaliknya, jika motor yang mengejar tak memiliki kecepatan maka motor yang di depan tidak akan pernah terkejar. Begitu pula halnya dalam jodoh.
  5. Ga perlu cape-cape ngejar jodoh”. Mengejar, menjemput atau menunggu jodoh adalah sebuah proses atau perbuatan yang dilakukan untuk membuat jodoh untuk datang ke tangan kita. Lelah ataupun cape adalah sebuah resiko yang harus dibayar dalam usaha itu, namun jika kita menikmati proses itu tanpa keluhan dan gerutuan, maka rasa lelah dan cape itu akan terbayar dengan rasa puas dan manisnya kemenangan. Seperti sebuah bagian syair yang dikatakan oleh Imam Syafi’i, “Berlelah-lelahlah, manisnya hidup terasa setelah lelah berjuang.”.
Novel Negeri 5 Menara dan Ranah 3 Warna, bang A. Fuadi sebagai penulis punya mantra yang sangat mengguncang Indonesia beberapa tahun yang lalu, yaitu mantra Man Jadda Wajada yang memiliki “arti siapa yang bersungguh-sungguh maka akan berhasil” menyuruh kita untuk berikhtiar semaksimal mungkin dalam hal apapun. Namun, tak selamanya hukum sebab akibat berlaku dan langsung terjadi, kadang kita harus berhadapan dengan masalah atau hal-hal lain yang akan membuat kita lelah untuk berusaha, maka oleh karena itu perlu mantra “Man Shabara Zhafira” (Siapa yang bersabar, dia akan beruntung.).
Dalam perjodohan pun sama, tak selamanya kita mendapatkan sosok jodoh seperti yang diinginkan seperti yang kita buat lewat kriteria-kriteria kita. Jika hal itu terjadi, mantra Man Shabara Zhafira akan menjadi penawar bagi kita, namun sabar sendiri bukanlah hanya berdiam diri dan tak melakukan apapun. Dalam kesabaran itu ada usaha yang harus kita lakukan untuk bertahan dalam hempasan ujian.
Keinginan hati itu adalah berjodoh dengan seseorang yang diidam-idamkan. Tak ada yang akan menyangkal keinginan itu, seperti kata Afgan Syahreza dalam lagunya Jodoh Pasti Bertemu yang bermakna keinginan untuk berjodoh dengan seseorang yang diinginkan. Coba lihat teks syair lagunya seperti yang terdapat di bawah ini :
Jika aku bukan jalanmu
Ku berhenti mengharapkanmu
Jika aku memang tercipta untukmu
Ku kan memilikimu
Jodoh pasti bertemu
Yang terakhir ingin saya sampaikan dalam postingan ini adalah bahwa tugas kita dalam penjemputan jodoh hanyalah sekedar berusaha dan menikmati prosesnya saja. Jika hasil yang didapatkan adalah jodoh yang tepat dan sesuai dengan kriteria yang diinginkan bahkan orang tersebut adalah orang yang pernah kita sukai sebelumnya, maka bersyukurlah karena Allah mengabulkan do’a kita. Namun jika ternyata yang datang jauh dari harapan dan keinginan, maka bersabarlah. Sesungguhnya akan ada rahasia hebat yang akan kita temukan ke depannya.
Wallahu a’lam bishshawwab.
@arai_ibnusalman

postingan ini diambil dari sebuah web yg dituliskan oleh

Tidak ada komentar:

Posting Komentar